Kelahiran Gendhing Karawitan
Kelahiran Gendhing Karawitan
Pencipta gendhing Karawitan laras slendro pathet Nem di kraton Surakarta adalah keturunan dari putra mahkota Raja Mataram Islam yang kesebelas, yaitu: Raden Mas Sudibya, yang lebih dikenal dengan sebutan Pakubuwana IV (Empat). Paku Buwana IV (empat) dilahirkan tanggal 2 September Tahun 1768 di Surakarta, yaitu putra dari penerus Pakubuwana III (tiga) dengan pasangan Kencana, yang masih keturunan Sultan Demak. Paku Buwana IV (empat) adalah raja Surakarta yang penuh cita-cita dan keberanian, selain memiliki jiwa yang pemberani, ia juga menentang dan membenci penjajah. Berbeda dengan ayahnya yaitu Paku Buwana III yang agak patuh terhadap VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Dalam menduduki pemerintahan kraton Surakarta, berumur 20 tahun, dan menjabat sebagai raja pada tahun 1788-1820, dan di tahun 1820 meninggal dunia dengan umur 52 tahun. Paku Buwana IV (empat) di eranya dijuluki sunan yang bagus, karena naik tahta dalam usia muda dan berwajah tampan, ia juga pemeluk agama islam yang taat, dan mengangkat para ulama dalam pemerintahannya. Para ulama inilah yang mendukung paku Buwana
IV (empat) untuk bebas dari VOC dan menjadikan Surakarta sebagai negri yang paling utama di pulau Jawa, dan mengalahkan kota Yogyakarta.
Pada masa pemerintahannya, Paku Buwana IV (empat) banyak sekali menciptakankan hasil kebudayaan yang masih tetap lestari hingga sekarang, diantaranya seperti: serat Wulangreh, serat Wulang Sunu, serat Wulang Putri, serat Wulang Tata Krama, Donga Kabulla Mataram, Cipta Waskitha, Serat Sasana Prabu, Panji Sekar, Panji Laras, serta Serat Pola Muna Muni.
Serat yang sampai sekarang masih tetap popular di lingkungan kebudayaan Jawa adalah Serat wulangreh. Orang Jawa sangat memperhatikan ajaran-ajaran di dalamnya yang berisi tuntunan untuk hidup berbudi luhur. Selain itu, pada masa pemerintahannya Paku Buwana IV (empat) juga menciptakan gending-gending tradisi Jawa, seperti: gendhing Karawitan, gendhing Rondon, gendhing Renyep, gendhing Gambirsawit, gendhing Candra, dan lain sebagainnya.
Komentar
Posting Komentar