Pengertian Gending Secara Umum
Pengertian Gending Secara Umum
Gending adalah istilah yang digunakan masyarakat karawitan Jawa,
Sunda, dan, Bali, untuk menyebut bentuk komposisi musikal karawitan yang
menyajikan seni suara instrumental, yang juga melibatkan vokal sebagai
pelengkap dari sajian seni suara yang berasal dari seperangkat gamelan. Gending merupakan bentuk jadi dari susunan balungan
gending yang digarap oleh pengrawit. Pada dasarnya balungan gending
disebut juga dengan kerangka gending yang masih merupakan bahan
mentah. Balungan gending masih perlu diolah untuk menghasilkan suatu
sajian gending berdasarkan tafsir, imajinasi, serta menggunakan berbagai
vokabuler yang ada, supaya penyajian gending tersebut menjadi sajian
gending yang indah . Martopangrawit dalam
pengetahuan karawitan I juga menyatakan bahwa gending adalah sebagai
susunan nada yang telah memiliki bentuk. Pada repertoar gending
klasik tradisional gaya Surakarta, dalam pengetahuan karawitan II ia juga
menyebutkan bahwa terdapat sekitar enam belas (16) bentuk gending yang
termasuk dalam gending baku. Dalam pengelompokannya gending
dibagi menjadi dua macam, yaitu gending baku,2 dan gending irregular.3
2 Gending baku adalah gending yang sudah digolongkan menurut bentuknya, yang
biasanya didapati pada repertoar karawitan Jawa.
24
25
Beberapa jenis gending baku tersebut seperti: lancaran, srepegan, sampak, ayakayak,
kemuda, ketawang, serta ladrang, untuk merong yaitu kethuk 2 (kalih) kerep,
kethuk 2 arang (awis), kethuk 4 kerep, kethuk 4 arang, serta kethuk 8 kerep, dan
untuk inggah yaitu kethuk 2 (kalih), kethuk 4 (sekawan), kethuk 8 (wolu), dan
kethuk 16 (nembelas). Sedangkan gending irregular tersebut seperti jineman,
palaran, dolanan, dan gending kreasi,4 .
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa, dalam menyajikan sebuah
garap gending peran pengrawit dan vokalis sangat menentukan kualitas garap
gending.
Pengrawit juga harus menguasai berbagai bentuk tafsir garap,
karena bentuk dari balungan gending/atau kerangka gending tersebut masih
bersifat mentah. Agar menciptakan sajian garap gending yang sempurna
pengrawit harus menguasai prabot-prabot garap, yang meliputi: teknik, pola,
irama, laya, laras, pathet, serta dinamik. Selain unsur-unsur garap yang
dimaksud di atas, dalam menyajikan garap gendhing Karawitan pengrawit juga
diharuskan menguasai cengkok-cengkok garap, khususnya cengkok-cengkok yang
berpathet Nem, Manyura, dan Sanga. Selain itu, tafsir garap cengkok khusus
dan tafsir pathet juga harus dikuasai dalam melakukan penafsiran garap
gendhing Karawitan. Dalam karawitan Jawa, tafsir pathet sangat Gending ireeguler adalah gending yang secara bentuk bisa dibilang tidak teratur,
gending-gending tersebut sudah terdapat campuran dari bagian bentuk-bentuk gending
baku yang sudah ada. Gending kreasi digunakan untuk menyebut gending-gending ciptaan atau susunan
baru yang bernuansa pop. Kadang-kadang gending kreasi juga disebut juga dengan gending
dolanan, karena memiliki nuansa yang kurang serius dibanding gending klasik.
mempengaruhi proses interprestasi garap pengrawitnya, terutama terhadap
kualitas garap sajian gendhing Karawitan laras slendro pathet Nem, yang dalam
penafsiran garapnya dapat dikatakan sulit, yaitu menggunakan percampuran
pathet slendro Nem, pathet slendro Sanga, dan pathet slendro Menyura.
Sedikit berbeda menurut pandangan Rahayu Supanggah, bahwa
gending merupakan sesuatu yang lebih kompleks, dari sekedar susunan
nada dan bentuk. Dalam karawitan musik tradisi, sesungguhnya sebuah
gending dapat dinikmati/atau diamati ketika gending tersebut sudah
disajikan oleh pengrawit, dan termasuk para vokalis apabila jenis gending
tersebut memang memerlukannya. Terdapat jenis-jenis gending yang dalam
sajiannya tidak menggunakan vokal, seperti jenis gending bonang dan
gending sampak. Ke- eksistensi- an gending akan mucul ketika
disuarakan para pengrawit melalui sajian karawitannya. Gending di dalam
karawitan merupakan anyaman dari keseluruhan suara, bersama semua
ricikan atau vokal melalui penafsiran pengrawitnya. Perwujutan sajian
gending dengan demikian berbeda-beda di setiap saat dan kesempatan, serta
sangat tergantung pada pengrawit atau konteksnya. Permainan beberapa
ricikan karawitan tertentu lebih mengutamakan lagu dan melibatkan vokal
sebagai kelengkapannya atau bagian yang tidak terpisahkan dari sajian suara
dari seperangkat gamelan tersebut.
Kompleks adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian, khususnya yang memiliki
bagian yang saling berhubungan dan saling tergantung.
Karawitan vokal dan instrumental adalah perpaduan antara vokal dan
instrumental, dalam karawitan itu biasa disebut sebagai karawitan
campuran. Dalam karawitan campuran, sajian vokal maupun instrumental
memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Dari kedua sajian tersebut
dalam penampilannya harus seimbang, maksudnya salah satu sajian tidak
boleh menonjol, hal tersebut dimaksudkan agar menghasilkan hidangan
karawitan yang benar-benar kompak/atau rempeg. Maksud dari asumsi di
atas menjelaskan bahwa vokal dalam karawitan Jawa memiliki peranan yang
sangat penting untuk mendukung penyajian karawitan. Selain itu peranan
vokal juga memiliki kedudukan yang setara dengan kedudukan
instrumental.
Emmmm bodi
BalasHapus