Sejarah Gending Karawitan

Sejarah Gendhing Karawitan
          Keberadaan gendhing Karawitan di Surakarta lebih dikenal dalam
pergelaran pakeliran wayang kulit purwa, dibandingkan dengan sajian
karawitan klenéngan maupun karawitan pakeliran wayang topeng Klaten. Hal
ini disebabkan bahwa penggunaan gending-gending pakeliran, terutama
pakeliran wayang kulit purwa, mulai dibakukan setelah dibukanya sekolah
pedalangan untuk umum, yaitu di museum Radyapustaka Surakarta
dengan nama Padasuka (pasinaon Dalang Surakarta) pada tahun 1920.
Beberapa penggunaan gending baku tersebut diantaranya adalah, gendhing
Karawitan, gendhing Kawit, gendhing Kabor, Ayak-ayak Panjang mas, gendhing
Titipati, dan lancaran Manyarsewu. Banyak yang beranggapan bahwa gendhing Karawitan adalah gending pakeliran.
          Sebagaimana dinyatakan oleh Jumadi, bahwa gending tersebut di kalangan
seniman dan masyarakat pada umumnya sering disebut sebagai gending
pakeliran. Apabila dilihat dari frekwensi penggunaan gendhing Karawitan, baik dalam pergelaran wayang kulit purwa langsung maupun dokumentasi dari rekaman studio teryata hasilnya
terbukti lebih tingggi terhadap konteks karawitan pakeliran, dibandingkan
dengan penyajian karawitan klenéngan maupun penyajian karawitan iringan
wayang topeng Klaten. 

Komentar

Postingan Populer